KAMMI IN ACTION

Kamis, 01 Juli 2010

REFORMASI JILID II




Oleh : Sahri Amarta

Semuanya telah berubah.....
bahkan perubahan itupun akan turut berubah pula.....
Bangsa Indonesia banyak sekali meninggalkan sejarah perjuangan dalam setiap etape pergantian kepemimpinannya. Banyak momentum telah berlalu di Bumi Indonesia tercinta ini. Momentum demi momentum akan terus muncul seiring waktu yang berjalan. Masyarakat Indonesia kini sudah cerdas melihat kondisi bangsa yang makin hari perlu kita bangun bersama bukan hanya elemen Pemerintah namun juga seluruh komponen yang ada dalam bangsa ini. Mulai dari Era tahun 1998 yang dekat dengan kita hingga Era Reformasi saat ini. Menciptakan titik tolak perubahan yang luar biasa jika kita semua mau merenungkannya. Coba berhenti sejenak apa yang telah terjadi saat ini merupakan refleksi kita di masa yang akan datang.
Penegakan Supremasi hukum di Indonesia yang merupakan salah satu poin penting dalan 6 Visi Reformasi sejak tahun 1998. Penerapan Supremasi Hukum kian menjadi pertanyaan besar yang masih belum terjawab hingga kini. Praktek Korupsi di Indonesia senantiasa merajalela seperti menggerogoti tubuh bangsa ini sendiri. Masyarakat bahkan mulai resah dengan kondisi bangsa, seakan tidak lagi percaya dengan Lembaga Peradilan serta perangkat-perangkat didalamnya. Kekuatan arus rakyat akan menjadi bom waktu nantinya ketika kita yang ada disini hanya melihat dan mengomentari saja apa yang sedang terjadi. Pertanyaan yang muncul apakah Reforamasi Jilid II itu akan kembali terjadi di Indonesia, ataukah cukup kita benahi saja Lembaga Peradilan yang ada di Indonesia beserta sumber daya manusia yang ada didalamnya sehingga tidak ada lagi perumpamaan “Mafia Peradilan” atau oknum peneak hukum yang tidak bertanggung jawab. Itu semua adalah sebuah masalah yang harus segera kita selesaikan secara bersama-sama.
Persoalan-persoalan diatas kerap kali akan terus berulang dan menjadi momentum baru di Indonesia kelak. Siapakah aktor daripada ini semua, dan apa yang yang harus kita lakukan saat sebagai masyarakat yang peduli dengan kondisi bangsa. Tepat jika kita mengatakan Reformasi Jilid sebagai momentum tersebut pada ruang lingkup Penegakan Supremasi Hukum di Indonesia yang egaliter.
Peran Pemuda menjadi satu sisi yang tidak boleh kita lupakan, harus ada aksi yang riil untuk menyelamatkan generasi pemuda untuk jangka waktu yang panjang. Pemuda selayaknya memiliki ciri-ciri berikut yang menjadi rujukan bangsa lain, menuju pencerdasan Supremasi Hukum di segala bentuk elemen masyarakat diantaranya yang Pertama, Pemuda harus Cerdas membaca kondisi bangsa saat ini, Kedua, pemuda harus cerdas membangun opini Reformasi di segala bidang bukan hanya Penegakan Supremasi Hukum saja, dan yang Ketiga, Pemuda harus Cerdas melakukan hal kecil namun bermanfaat bagi bangsa ini, salah satunya adalah tidak melanggar hukum contohnya banyak seperti menjadi Duta Anti Korupsi dimanapun kita berada.
Reformasi Jilid II adalah momentum besar untuk menegakkan Supremasi Hukum di Indonesia dengan cara kita bersihkan negeri ini dari para “Mafia Peradilan” dan para “ Koruptor” hingga ke akar-akarnya.
Selamat kepada Anda, wahai Pemuda yang Cerdas dan mau berbuat dengan kesadaran bukan paksaan. Beginilah orang tua kita mengajarkan hal-hal yang baik kepada kita, semoga saja semua berjalan dengan sebagaimana mestinya. Keyakinan harus tetap ada di dukung dengan semangat Pemuda yang luar biasa seimbang dengan bijaknya orang tua kepada kita semua.
Setiap amal perbuatan itu akan senantiasa dipertanggungjawabkan kepada ALLAH SWT nantinya. Setiap kita adalah pemimpin bagi diri sendiri dan orang lain serta harta yang kita miliki sementara ini. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah momentum perubahan, jika kita tidak mampu merubah semuanya maka cukuplah kita merubah sesuai kemamuan kita. Mari kita jadikan momentum apa saja di depan kita menjadi titik tolak perubahan yang lebih baik menuju Pribadi yang baik, Keluarga yang harmonis, Masyarakat yang tenteram, Pemerintahan yang bersih dari Korupsi, serta Bangsa dan Negara yang bermartabat, adil dan Sejahtera.

Penulis adalah Ketua Umum OKP
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) KALBAR
Periode 2008-2010

Tidak ada komentar: